Kamis, 22 November 2012

Bloody War~

cast :
-Kai Goldstein a.k.a Uzumaki Kaito
-Rudiie Corner a.k.a Rudiie Diebee
-Intan Charmychael a.k.a Intan Aulia Kolbi
-Whyou Fletchey a.k.a Wahyu Setiawan
-Rasti Ackerley a.k.a Santi Riani
-P. Vynn a.k.a Arvina Davines Classic
-Intan Lovegood a.k.a Intan Fitri Yani
-Qintara Lovegood a.k.a Qintara Ayuwani

Genre :: mix

Kulirik pandanganku pada jam dinding di hadapanku yang menunjukan pukul 02.00 am.
"Masih pagi sekali" kataku dalam hati.
Kupejamkan mataku, dan berharap dapat kembali dalam tidur. Namun, berulang kali tak berhasil. Kulangkahkan kaki menuju Ruang Tengah Asramaku, Ravenclaw.
"eh belum tidur?" kata Rudiie tiba-tiba mengagetkanku dari belakang yang ternyata belum tidur juga.
"ga bisa mulu, susah! Argghh~" kesalku.

[Flash Dream]
"Avada Kedavra!!"
"Tidaaaaaakkk! Kakakkk~"
"haha~ so silly guy!!"
"what the hell you said!!"
[Flash Off]

"Mimpi itu..." Gumamku.
"hei!" panggil Rudiie.
"hah? Apa?" kagetku.
"kok melamun!!"
"gapapa kok." aku tersenyum lalu berlalu pergi.

****

yahh.. Mimpi itu selalu mengusikku. Bertanya-tanya apa arti dari maksud mimpi itu. Namun otakku tak dapat mengolahnya.

hari-hari kulalui tak seperti biasanya, yang dulu banyak warna. Sekarang kelam.. Yah.. Banyak yang bilang kalau aku berubah. "Everythings has been changed me" mulai dari yang tak terlihat dan terlihat, aku selalu menyendiri dari keramaian, menghindar. Dan melakukan semua sendiri. Aku tahu itu 'Bodoh' tapi inilah aku.

****

[Intan Charmy POV]
"prince, kak Octav kok aneh ya? Akhir-akhir ini." ucapku memecah keheningan, yah begitulah kalau tak ada yang memulai pembicaraan, yang ada hanya diam.
"eh? Apa? Haha" canda Rudiie.
"tuhkan ga di perhatiin. " cemberut.

****
[Author POV]
malam ini, seperti yang biasa. Hal itu terus membayangiku. Kupandang Bulan Sabit yang tersenyum kepada Dunia. Dan Bintang yang memancarkan sinarnya. Berharap mendapat jawaban dari pertanyaan yang sampai sekarang belum terpecahkan. Kulangkahkan kaki menuju Ruang Tengah lagi untuk menenangkan pikiran. 'Bombarda Maxima' kurapalkan mantra itu ke sudut Ruang. Aku tak tau apa yang aku lakukan.. 'Arggghhhh'!
Kujatuhkan tubuh ini di sofa, dan mencoba memejamkan mata. Apa yang terjadi? Usaha itu terus gagal. Kuarahkan mata ini ke arah kertas kusam yang terdapat di meja yang terlihat asing bagiku, tanpa pikir panjang kuraih kertas tersebut dan mulai membacanya.
"Dear Octav Daphine,
haha~ i know that you try to guess who I am? But, the way you pass. You'll know who I am. I'll wait you at The Dark Lake. Just alone."

tanpa pikir panjang, kuambil Broom, lalu beranjak pergi menuju tempat yang dimaksud. Kepergianku diketahui Rudiie, Kai yang ternyata belum jatuh dalam tidur.

"hei! Mau kemana pagi begini?" tanya Rudiie.
"..." aku hanya terdiam lalu pergi.
"kai, ikuti dia. Jangan sampai hilang. Kalau sampai ditempat.. suruh pet mu kembali. Perasaanku tak enak" tegas Rudiie.
"oke.oke! Serahkan padaku." saut kai lalu pergi.
"aku akan mencari bantuan" tegas Rudiie lagi.

****

dengan kecepatan penuh, aku menuju tempat yang dimaksud. 'Confundo' mantra itu mengenaiku. Tak terkendali, Broom yang aku bawa terjatuh dalam hutan. 'Brakkkk'
"sial! Aw!" gumamku.

masih belum diketahui, siapa dan mengapa mantra Itu dirapalkan? Kubangkit berdiri. Dan berjalan menyusuri hutan dengan luka yang sedikit parah. Dan dengan terpaksa Kutinggalkan broom yang tlah patah. 'Lumox' , kurapalkan mantra tersebut sebagai satu-satunya penerang jalanku. Dengan memegang Wand ditangan kanan erat-erat.

****

[Kai POV]
"v-daws kembali ke Rudiie, katakan bahwa aku disini! Aku mempercayaimu!" ujar ku terhadap Petku.

****

[Rudiie POV]
"san, bangun! Saudara mu dalam bahaya!" ujarku seraya membangunkan Ihsan Daphine.
"kamu bangunkan Intan Lovegood dan Charmychael" tegasku lagi.
"serius? Kenapa!! Oke!" tegas Ihsan Daphine.
"dit, radit.. Bangun! Bahaya." kataku membangunkan Raditya Lovegood.
"ntan, bangun! Bahaya!" tegas Ihsan membangunkan duo Intan.
"apa sudah semua? Kumpul di ruang tengah!" ucapku!

tanda tanya besar pasti dipertanyakan di benak mereka. Kenapa ? Kenapa ? Tak lama kemudian, V-daws telah sampai ke Asrama Raven. Dan semua telah berkumpul di ruang tengah.

"Octav Daphine dalam bahaya! Aku membaca apa yang dia rasakan." jelasku yang memang dari dulu aku mempunyai kemampuan tersebut.
"sekarang dia dimana?" tanya Intan Lovegood dengan heran.
"dia sekarang menuju Danau Hitam! Aku membaca Kertas ini." jelas ku dengan menunjukan kertas kusam ini.
"Qintara mana?" tanyaku.
"hoams~ aku disini. Apa?" jawab Qintara dengan nyawa yang belum sepenuhnya berkumpul.
"aku butuh bantuan mu untuk memimpin ini! Semua tolong bawa wand kalian! Mungkin ini menjadi hari yang kelam!" tegasku lagi.
"siap!" jawab semua.

masing-masing mempersiapkan wand dan Broom. Tanpa menguras banyak waktu kami pun menuju ke Danau Hitam.

****

[Kai POV]
"apa yang kau lakukan disini kawan?" gumamku pelam dengan tetap mengikuti Octav Daphine dari belakang.

****

[Author POV]

dengan luka yang berada di tubuhku, dengan Emosi menutupi pikiran, tak peduli yang terjadi nanti. Mimpi itu yang membawaku kesini. Entah mati atau hidup nantinya? Yang aku inginkan hanya memenuhi emosiku. Darah segar yang tadinya mengalir, kini sedikit demi sedikit tertutup. Kulangkahkan kaki dengan segera menuju Danau Hitam yang mulai Terlihat.

"ahh.." tenagaku terkuras sedikit demi sedikit.
"hanya itu..." tegas seseorang dibalik sana.
"..."
"hanya itu kemampuan mu? Haha bodoh! Tak berguna!"
"..." kuarahkan pandangan tajam kearah nya.
"yahh.. Mata itu... Mata yang sama dimiliki kakakmu. Zia Daphine! Aku membawakan hadiah untukmu!" jelasnya. Tiba-tiba seseorang lain muncul. Apa yang di bawa? LIEADZA DAPHINE!!
sontak kaget, tak sadar air matapun terjatuh. "Kakkaaakk!"
"iya, mimpimu itu kenyataan! Aku ingin kau menyaksikannya. Haha" jelasnya lagi.
"Argghhh!! STUPEFY!" tak tahan menahan emosiku, kurapalkan mantra stupefy ke arahnya.
"hah! Hanya itu?" hanya mengayunkan wand nya, mantraku berhasil di hindari.
"dasar pengecut, lemah!" jelasnya.
"..." aku tak kuat lagi, tenaga ku tak cukup.
"Crucio!" mantra itu di arahkan ke tubuhku.
Sakit! Arggh!!

sesaat tiba-tiba kai muncul dari belakang. "expeliarmus!" mantra yang dirapal kai ke arah nya.
"haha~ kau membawa teman? Lemah!" Ucapnya dengan ketus.
"apa yang kaulakukan disini!" tanyaku dengan kecewa kepada kai.
"aku membantumu, kau tak sendiri.. Kita teman, mungkin Sahabat. Tak kan membiarkan Sahabat yang lain tersiksa!" jelas kai dengan siaga wand di tangan kanan.

satu per satu lawan bertambah, ya aku tahu sekarang. Mereka Death Eaters! 2 lawan 7. Tak mungkin bagiku, dengan keadaanku yang begini..
"sesama lemah!" ucapnya lagi.
"Reducto!" kai merapal mantra tersebut kearah beberapa anak buah nya. Namun hilang sekejap.

kucoba bangkit , menahan rasa sakit yang berada di diri. Dengan berani kulangkahkan kaki menuju jasad kakakku. Tak terasa air mata tiba-tiba makin deras. Tak terbendung lagi.

"kakk" gumamku dalam tangis.

tiba-tiba Rudiie dan kawan-kawan tiba, dan langsung merapalkan mantra-mantra kearah mereka. Pertarungan hebat terjadi, saling adu mantra. Kuhentikan langkah, dan berbalik arah ke Voldemort. Yah dialah yang selama ini!
"Red..." tak selesai merapal mantra, wand terlempar. Karna mantra Expeliarmus yang di rapal Voldemort.

perang adu mantra pun tak henti-hentinya, kuambil wand ku dan bergabung bersama kelompok. Berpegangan tangan melingkar saling siaga. Yah.. Yang didalam lingkaran adalah kakak ku. Kulirik kakak ku yang tak bernyawa lagi.
Masing-masing merapalkan berbagai mantra.. Hingga rudiie terkena mantra 'Sectusempra', namun luka berhasil kututup 'Vulnera Sanentur' . Sepertinya rudiie tak sanggup melanjutkan. Intan Lovegood, Intan Charmychael pun kehabisan tenaga.

"hanya segitu? Kalian lemah! Haha Tak berguna, buat apa bersama-sama tapi lemah!" jelasnya.
"kami memang lemah, tapi kami bukanlah hitam di atas putih yang tak diharapkan mengotori putih! Dan kami bukanlah pengecut!" Tegas Qinta.

perang adu mantra pun kembali lagi, hingga akhirnya Auror datang. Vynn, Rasti, Whyou. Dan merapalkan beberapa mantra. Kami pun membantu Auror walau tenaga kami tinggal sedikit. Namun DE pun memilih pergi.

"kalian tak apa?" tanya Rasti Ackerley.
"kalian harus di bawa ke ST. Mungo setelah ini." jawab tegas Whyou.
"Portus" Vynn merapalkan mantra tersebut ke arah batang kayu. Dan merubahnya menjadi Portkey.

****

[Author POV]
"Kakk~ demi kakak.. Akan kubalaskan dendam ku! Aku berjanji suatu saat! Selamat tinggal kak" tangisku meluap lagi seraya melihat foto-foto kenangan bersama-sama
"tersenyumlah kak!" ucap Radit mencoba menghiburku.

END ;) - Gatau ada lanjutannya atau ga. RCL nya please ;) maf kalau jelek.

Created By : Octavian Putra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar